Hal ini terkait dengan penyanderaan yang menimpa kapal penangkap ikan Phukat LLD 113/5/F pada 9 Juli 2016 pukul 23.30 waktu setempat di perairan Lahat Datu, Malaysia dengan menjadikan tiga ABK WNI sebagai sandera dan dibawa ke Filipina Selatan.
"Kami sudah perintahkan KJRI Tawau untuk melakukan sosialisai dan juga sudah sampaikan ke pihak perusahaan kapal agar sementara waktu tidak berlayar dulu sampai suasana membaik," kata Iqbal, ketika ditemui di Hotel Alana, Surakarta, Sabtu (6/8/2016).
Ia juga menegaskan bahwa pihak kepolisian Malaysia telah berkomitmen dalam upaya pembebasan tiga ABK WNI yang disandera tersebut.
"Saya sendiri yang pergi ke sana, atas perintah Menlu, dan bertemu dengan Kepolisian Malaysia dan mereka sudah berkomitmen dalam upaya pembebasan tiga ABK WNI," lanjutnya.
Beberapa diplomat Kemlu, kata dia, juga mengunjungi keluarga dari tiga ABK yang disandera tersebut. Mereka datang untuk memberitahukan informasi-informasi terbaru terkait anggota keluarganya yang disandera.
"Hak-hak yang harus diberikan oleh perusahaan kapal itu juga kita sangat perhatikan, seperti santunan kepada keluarga," imbuh Iqbal.
Ia pun yakin bahwa kelompok bersenjata yang menyandera tiga ABK WNI di Lahat Datu ini memiliki link dengan kelompok bersenjata yang sebelumnya juga menyandera tujuh ABK WNI di perairan Filipina Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
