Wakil Menteri Luar Negeri Igor Morgulov mengunjungi Korsel, Minggu 19 November 2017. Selama kunjungan tiga hari, Morgulov akan bertemu mitranya Lee Do-hoon.
Keduanya diperkirakan mencari cara mendorong Korut kembali ke meja perundingan demi membahas denuklirisasi.
Lee sudah bertemu rekannya dari Amerika Serikat, Joseph Yun, yang berupaya menemukan solusi bagi rezim Korut yang terus menebar ancaman.
Meningkatnya komunikasi Korsel dengan AS terjadi ketika keduanya melakukan latihan militer gabungan. Latihan gabungan membuat Kim Jong-un murka.
Kim menyerukan kepada Presiden AS Donald Trump untuk segera menghentikan latihan militer di sekitar Semenanjung Korea atau bersiap menghadapi "nuklir" Korut.
Program Nuklir untuk Pencegahan
Han Tae Song, Duta Besar Korut untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, mengeluarkan peringatan keras kepada Trump.
Dia menyatakan: "Selama kebijakan bermusuhan terus-menerus diterapkan kepada negara saya oleh AS, dan selama permainan perang tetap berlangsung di depan pintu rumah kami, maka tidak akan ada negosiasi."
"Latihan militer yang menggunakan kapal induk dan pesawat pengebom strategis terus dilakukan terhadap negara saya," cetusnya, seperti dilansir The Express, Senin 20 November 2017.
Pejabat Korut tersebut menyatakan negaranya bisa saja mempertimbangkan meninggalkan program nuklir. Namun adanya "ancaman dari Amerika Serikat" membuat pertimbangan semacam itu tidak pernah muncul di benak.
"(Program nuklir) Ini hanya sebagai pencegah atau penghalang demi mengatasi ancaman nuklir dari Amerika," lanjut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
