"Pertemuan ini sudah digagas Ibu Menlu dari dua pekan lalu dengan pihak Filipina. Namun, mengingat keadaan di Filipina Selatan sedang darurat, jadi mereka tidak bisa ke Indonesia, dan kita yang ke sana," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir kepada awak media di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Selasa 20 Juni 2017.
"Pertemuan ini cepat dilaksanakan karena mengingat situasi di Marawi yang mengkhawatirkan," lanjut dia.
Tujuan utama dalam pertemuan ini untuk membahas situasi keamanan di Filipina Selatan, khususnya Marawi dan dampaknya kepada sub kawasan kita terkait dengan Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Arrmanatha menambahkan, pertemuan trilateral ini memang tindak lanjut dari pertemuan trilateral tahun lalu yang digelar si Yogyakarta.
"Tahun lalu, fokusnya di pengamanan Laut Sulu. Tapi sekarang fokusnya di Marawi. Kita melakukan pencegahan di Filipina Selatan dan sekitarnya," tutur dia.
Beberapa poin yang jadi perhatian Indonesia sendiri adalah ingin mendapat pemaparan dari Pemerintah Filipina terkait perkembangan yang ada di Marawi.
"Seperti tantangan yang mereka hadapi, sejauh mana langkah-langkah yang sudah diambil. Tentunya dari pihak Malaysia atau Indonesia juga menyampaikan pandangan terkait berkembangnya masalah ini dan penyebaran foreign teroris fighter," tegas Arrmanatha.
Senada dengan Arrmanatha, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhamad Iqbal juga mengatakan, langkah kerja sama ke depan akan terus dibahas.
"Pertemuan ini akan membahas langkah kerja sama ke depan untuk bisa melawaan dan mengatasi terorisme di kawasan kita," ujar Iqbal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
