Tidak menggunakan meriam air (water cannon), gas air mata atau tongkat kayu, polisi di negara bagian Haryana akan menggunakan katapel bubuk cabai sebagai metode membubarkan demo "tanpa menggunakan kekerasan."
"Ini lebih baik daripada menembakkan peluru plastik yang dapat menimbulkan luka serius," kata inspektur jenderal polisi di distrik Hisar, Anil Kumar Rao, kepada AFP.
"Senjata ini hanya akan digunakan dalam kasus darurat, sehingga kami dapat meminimalisasi korban," sambung dia kepada AFP. Rao adalah otak di balik katapel cabai.
Katapel buatan lokal adalah satu dari serangkaian langkah tidak biasa yang diterapkan aparat keamanan di India. Unjuk rasa terjadi dari hari ke hari di India, yang beberapa di antaranya kerap menjadi tak terkendali.
April tahun lalu, polisi di kota Lucknow mulai menggunakan pesawat tanpa awak (drone) yang menyemprotkan merica untuk mengendalikan kerumunan pendemo.
Sejumlah kritikus menilai penggunaan kelereng sebagai amunisi katapel juga akan menimbulkan luka serius seperti peluru plastik. Rao menyebut kelereng hana akan dipakai jika bubuk cabai tidak berhasil.
"Kami tidak akan menggunakan kelereng kepada pendemo damai, ini untuk mengontrol orang-orang yang beringas," tutur Rao.
"Jika ada orang yang membakar properti, rumah, kami harus bertindak. Senjata ini adalah perkembangan positif - tetap manusiawi dan hemat biaya," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
