Penangkapan ini bermula dari adanya unggahan di media sosial yang menunjukkan tiga perempuan tersebut berdiri dan melakukan aksi protes hijab di Jalan Enghelab, Ferdowsi Square, Teheran.
Aksi protes tersebut sama seperti demonstrasi bulan lalu untuk menentang kebijakan tentang menutup aurat dari kepala hingga ujung kaki, di depan umum.
Dikutip dari Guardian, Selasa 30 Januari 2018, perempuan tersebut bernama Vida Movahed di mana aksinya bertepatan dengan gelombang protes serupa di seluruh penjuru Iran.
Banyak penduduk Iran, termasuk pria, mengubah foto profil mereka di media sosial menjadi gambar yang terinsipirasi oleh demonstrasi Movahed.
Bereaksi atas penangkapan Movahed, seorang pengacara hak asasi manusia terkemuka di Iran bernama Nasrin Sotoudeh mengungkapkan kekesalannya di media sosial Facebook.
"Pesan Movahed jelas. Anak perempuan dan perempuan sudah muak dengan hijab paksa. Biarkan kami memutuskan sendiri apa yang pantas kami pakai untuk tubuh kami," tulis dia.
Ia juga mengunggah sebuah foto perempuan yang bernama Narges Hosseini. Di dalam foto tersebut, ia mengenakan gelang hijau, yang mengacu pada Revolusi Hijau 2009, di mana para pemimpin gerakan itu masih menjadi tahanan rumah.
Revolusi Hijau 2009 merupakan protes terhadap pemilihan umum Iran 2009 yang diduga dipenuhi kecurangan.
Sejak Revolusi Iran 1979, hukum di Iran telah mengharuskan semua perempuan Iran mengenakan hijab. Namun ternyata penolakan masih datang hingga saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
