"Untuk semua diplomat, langkah ini sangat sensitif untuk semua negara Muslim, tak hanya untuk Indonesia," kata Blake di Jakarta, Jumat, 3 Mei 2019.
Dia mengatakan, negaranya telah sangat lama meyakini dasar kebijakannya selalu mendukung Resolusi PBB 242, mengenai perjanjian bilateral antara Israel dan Palestina.
"Keyakinan saya, dan semua diplomat kami bahwa langkah yang diambil pemerintahan Trump untuk memindahkan ibu kota (Israel) ke Yerusalem, untuk meyakini kedaulatan Israel atas Golan, semua diambil jauh dari visi masa depan perjanjian damai Israel-Palestina," ungkap Blake.
Meski demikian, imbuh dia, isu mengenai Palestina dan Israel dianggap sebagai masalah kecil oleh AS. "Namun ini sangat penting bagi negara Anda," ucapnya.
Blake mengatakan negaranya sebenarnya menyadari dampak dari langkah yang diambil Trump tersebut. Salah satunya adalah demonstrasi yang terjadi di depan kantor Kedutaan AS di Jakarta.
"Ini menggarisbawahi bahwa pemerintahan Trump perlu menyadari bahwa keputusan itu memiliki konsekuensi mendalam dan besar kepada hubungan Israel-Palestina," terangnya.
Bahkan, kata Blake, keputusan tersebut bisa mempengaruhi hubungan bilateral Negeri Paman Sam dengan negara-negara seperti Indonesia.
Tahun lalu, Trump memutuskan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Langkah ini sama saja dengan AS menyetujui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Padahal, Yerusalem juga diklaim sebagai ibu kota Palestina. Langkah Trump tersebut dinilai mencederai perjanjian Solusi Dua Negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
