Kepada The Straits Times, Jasminh Singh, seorang analis dari report's author, S. Rajaratnam School of International Studies analis yang juga penulis laporan tersebut menyebutkan militan ISIS dari berbagai daerah sudah mengunjungi FIlipina dan Amerika Serikat sebagai target. Kabar yang didapat, militan tersebut datang ke Malaysia akhir bulan lalu. Ia tertangkap karena membawa telepon genggam yang berpotensi meledak. Ledakan tersebut ditargetkan kepada pusat pemerintahan Putrajaya dan Gedung Parlemen.
Sementara Kementerian Dalam Negeri Singapura menyebutkan adanya indikasi seorang pelajar berumur 19 tahun yang berencana bergabung dengan ISIS di Syria dan melakukan penyerangan di Singapura. Ini bukan kali pertama Singapura diserang tindakan radikalisme. Akhir tahun lalu, Majalah Resurgence mengungkapkan ada militan tertentu yang hendak menyerang SIngapura dari wilayah lautan.
Kepala Pusat Internasional untuk Kekerasan Politik dan Riset Teroris Singapura, Profesor Rohan Gunaratna menyebutkan ada pola yang terbentuk dan memungkinkan menyerang Singapura bahkan Asia Tenggara.
Hal ini dikatakannya mengingat banyak pengikut ISIS yang diketahui dari sekitaran daerah Asia Tenggara seperti Malaysia dan Indonesia.
"Mereka banyak melatih orang yang berpotensi melakukan penyerangan di Irak dan Syria, menghasut orang untuk menyerang negara mereka sendiri dan memberikan mereka fasilitas yang memadai kedalam Irak dan Syria," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
