Seperti dikutip Associated Press, Kamis (1/9/2016), pengumuman disampaikan ke masyarakat setelah munculnya beragam spekulasi mengenai kondisi kesehatan Karimov.
Sebelumnya anak perempuan Karimov, Lola, mengatakan sang ayah yang berusia 78 tahun tengah mengidap pendarahan otak.
Karimov memimpin rezim otoriter di Uzbekistan sejak 1989. Dalam kepemimpinannya, ia meredam suara oposisi dan tidak menunjukkan tanda-tanda hendak menyerahkan jabatannya ke tokoh lain.
Ia belum pernah lagi muncul di publik sejak pertengahan Agustus. Pekan lalu, pemerintahan Uzbekistan mengakui Karimov memang sakit.
Uzbekistan merayakan Hari Kemerdekaan pada Kamis, dan pemerintah diyakini akan mengeluarkan pengumuman lebih lanjut mengenai kondisi Karimov. Namun pengumuman diperkirakan baru akan muncul setelah perayaan Hari Kemerdekaan berakhir.
Menurut kantor berita BBC, kabar mengenai kesehatan Karimov sempat dijaga ketat bak rahasia negara di masa lalu. Konfirmasi bahwa sang presiden jatuh sakit adalah informasi pertama terkait masalah tersebut.
Berkuasa selama 27 tahun, Karimov pertama kali memimpin Uzbekistan saat negara itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Sejumlah organisasi hak asasi manusia menyebut rezim Karimov sebagai salah satu yang paling represif di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
