Beberapa isu bilateral akan dibahas, utamanya adalah soal ekonomi dan investasi dan terkait dengan peringatan lima tahun kemitraan strategis komperehensif Indonesia dan Tiongkok.
“Soal ekonomi dan investasi yang utama dibahas. Buat Indonesia, hubungan baik dengan semua negara tentu dijaga, tidak hanya dengan Tiongkok,” kata Menlu Retno ketika ditemui di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat 4 Mei 2018.
“Bukan cuma Indonesia yang melihat Tiongkok penting untuk urusan ekonomi, tapi negara lain juga. Ini yang ditekankan Presiden, untuk membangun hubungan yang win-win solution,” lanjut dia.
Ditekankan lagi oleh Menlu Retno, Indonesia juga berhasil menekan atau mempersempit defisit antara dua negara hingga 11,63 persen di antara tahun 2015-2017.
“Nanti Indonesia juga akan menyampaikan soal peningkatan ekspor ke Tiongkok berupa kelapa sawit, manggis, salak, pisang, dan sarang burung walet,” tukas Menlu Retno.
Selama ini, Tiongkok ternyata negara tujuan ekspor kelapa sawit terbesar bagi Indonesia. Itulah sebabnya Presiden Jokowi ingin membicarakan soal perluasan ekspor kepada PM Li.
Menutup penjelasannya, Menlu Retno menegaskan bahwa Indonesia menginginkan investasi yang berkualitas dengan Tiongkok yang tentu saja mendatangkan keuntungan untuk mendorong pembangunan negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
