Gunung Ulawan, yang terletak di rantai Kepulauan Bismarck yang terpencil, memaksa antara 7.000 dan 13.000 orang mengungsi dari rumah mereka. Mereka sebelumnya mengungsi ketika gunung itu terakhir meletus pada Juni.
Asisten direktur Observatorium Rabaul Volcano Ima Itikarai mengatakan, aktivitas seismik dimulai tengah hari pada Senin sebelum gunung berapi meletus sekitar 4:30 Selasa pagi waktu setempat.
"Itu tanpa suara dan dalam kegelapan tepat sebelum Subuh, letusan itu terlihat (dengan) pecahan cahaya pijar merah menembakan kurang dari 100 meter dari pangkalan," kata Itikarai, kepada AFP, Selasa, 1 Oktober 2019.
“Ketika cahaya mulai terlihat, awan abu kelabu yang mengepul dapat terlihat naik beberapa ratus meter ke langit,” imbuhnya.
Sementara penduduk setempat Chris Lagisa mengatakan, penduduk dapat mendengar suara gas yang mengalir dan lahar yang mengalir.
Sedangkan sebagian besar orang yang terkena dampak letusan sebelumnya tetap berada di pusat-pusat evakuasi. Seorang pejabat dengan Kantor West New Britain Disaster Office mengatakan, sejumlah orang yang kembali ke rumah dan kebun mereka di dasar gunung berapi harus diungsikan lagi.
Gunung berapi ini adalah salah satu yang paling berbahaya di dunia, menampilkan daftar 16 ‘Gunung Berapi Dasawarsa’ yang ditargetkan untuk penelitian karena mereka menimbulkan risiko yang signifikan dari letusan besar dan keras.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
