Penggantinya, Mohamed Ibrahim Solih yang memulai penyelidikan tersebut. Dia berusaha menentukan sebesar apa pinjaman dari Tiongkok untuk membiayai pembangunan besar-besaran di negara itu.
"Saat ini sedang ada penyelidikan laporan yang diteruskan lembaga-lembaga negara, mereka menuduh mantan presiden Abdulla Yameen melakukan transaksi keuangan terlarang ketika menjadi kepala negara," kata polisi dalam pernyataan, dilansir dari laman The Star, Jumat 14 Desember 2018.
Yameen membantah melakukan kesalahan. Dia mengatakan pinjaman dari Tiongkok diambil untuk mempercepat pembangunan ekonomi.
Para kritikus menuding kontrak diberikan kepada perusahaan Tiongkok dengan harga tinggi. Mereka memberi contoh pembangunan jembatan yang menghubungkan ibu kota Male ke bandara utama.
Sekretaris Jenderal Partai Progresif Yameen di Maladewa mengatakan polisi telah meminta mantan presiden untuk datang ke markas kepolisian pada Sabtu besok.
Maladewa telah menjadi medan perang baru untuk berebut pengaruh antara Tiongkok dan India. Namun, usai kepemimpinan Yameen, India kembali menebarkan pengaruhnya di negara Samudra Hindia.
Pada Senin mendatang, presiden baru Maladewa, Solih akan melakukan perjalanan ke India. Negara tersebut menjadi kunjungan pertamanya usai mengambil alih kepemimpinan bulan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
