Setelah Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi mengklaim kemenangan, peraih Nobel Perdamaian itu meminta untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Thein Sein. Selama ini, Thein Sein merupakan simbol kekuasaan militer di Myanmar meskipun sudah melakukan perubahan menuju keterbukaan sejak 2012.
Meskipun penghitungan suara dari pemilu yang berlangsung Minggu (8/11/2015) masih berlanjut, Partai NLD memprediksi bahwa mereka memenangkan pemilu dengan meraih 75 persen suara.
Segera setelah itu, Suu Kyi pun mengirim tiga surat terpisah kepada Kepala Militer, Presiden dan Ketua Parlemen Myanmar. Suu Kyi menginginkan dialog, dalam waktu sepekan untuk membicarakan pemindahan kekuasaan.
"Presiden bersedia untuk melakukan pembicaraan, tetapi tidak jelas kapan waktunya," ujar Juru Bicara Kepresidenan Myanmar, Ye Htut, seperti dikutip ABC, Rabu (11/11/2015).
Sementara Ketua Parlemen Shwe Mann yang kehilangan kursinya di parlemen, sepakat untuk bertemu Suu Kyi dalam waktu sepekan ke depan.
"Saya akan mengatur (pembicaraan) dalam waktu sepekan, bukan hanya untuk rekonsiliasi nasional tetapi juga untuk tujuan lain," tutur Shwe Mann.
"Tentunya saya ingin berpartisipasi dalam pembangunan dan perdamaian, demi membangun negara yang baik," imbuhnya.
Shwe Mann akan tetap menjabat sebagai ketua parlemen hingga presiden baru terpilih pada Januari 2016 mendatang dan pemerintahan terbentuk pada Maret atau April.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
