Kuil Yasukuni dibangun untuk menghormati jutaan prajurit Jepang yang tewas dalam PD II, termasuk perwira dan tokoh politik yang dinyatakan pengadilan internasional sebagai penjahat perang.
Selama beberapa dekade, kuil tersebut menjadi pemicu kritik dari sejumlah negara yang menderita di bawah penjajahan Jepang.
Abe, seorang nasionalis yang ingin mengubah konstitusi pasifis Jepang saat ini, mengunjungi Yasukuni pada Desember 2013. Namun karena banyak dikritik, dirinya tidak pernah lagi datang ke sana hingga kini.
Kunjungan Abe ke Yasukuni sebagai PM Jepang memicu kemarahan Tiongkok dan Korea Selatan. Jepang bahkan mendapat teguran dari Amerika Serikat (AS), salah satu sekutu dekatnya.
Seperti dikutip AFP, Selasa 15 Agustus 2017, seorang anggota Partai Liberal Demokratik (LDP) menyebut Abe mendonasikan uang ke Yasukuni dalam kapasitasnya sebagai presiden partai, bukan PM.
Keputusan Abe tidak datang ke Yasukuni tahun ini diambil seiring upaya Tokyo menjalin kerja sama dengan Beijing dan Seoul dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara.
Pekan lalu, Pyongyang mengancam meluncurkan misil ke arah Guam yang akan melewati langit Jepang.
Masahiko Shibayama, yang menyalurkan dana dari Abe ke Yasukuni, mengatakan bahwa uang itu berasal dari kantong pribadi presiden LDP.
"Atas arahan dari presiden (LDP) Abe, saya mengucapkan belasungkawa kepada para leluhur yang mengobarkan nyawa mereka dalam perang dan saya juga menekankan kembali komitmen atas perdamaian abadi," tutur Shibayama kepada awak media.
Hari ini menandai 72 tahun menyerahnya Jepang dalam PD II. Peringatan resmi dijadwalkan digelar di dalam arena Tokyo, yang akan dihadiri PM Abe dan juga Kaisar Akihito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
