Berikut lima pernyataan provokatif Duterte, pria yang juga dikenal dengan sebutan "Punisher," "Dirty Harry," dan "Donald Trump dari Timur," seperti dikutip AFP, Senin (9/5/2016):
Pendukung Rodrigo Duterte. Foto: AFP
Lelucon pemerkosaan
Duterte melontarkan lelucon terkait insiden pemerkosaan di sebuah penjara di Davao pada 1989. Ketika itu, kericuhan terjadi dan para narapidana memerkosa wanita yang ada di sekitar penjara.
"Mereka memperkosa semua wanita. Terdapat seorang menteri dari Australia. Saat mereka memegangnya, saya melihat wajahnya dan berpikir, 'ya ampun, mereka berbaris dan memerkosanya. Saya marah karena wanita itu diperkosa, tapi dia begitu cantik. Saya pikir, seharusnya wali kota juga boleh mencicipinya pertama kali."
Paus, pulanglah!
Pada November 2015, Duterte mengeluh terjebak macet di Manila yang disebabkan kunjungan Paus Fransiskus
"Butuh waktu lima jam dari hotel ke bandara. Saya bertanya, siapa sih yang datang. Mereka bilang Paus Fransiskus. Saya ingin meneleponnya dan berkata, 'Paus, anak jalang, pulang sana, jangan berkunjung lagi.'"
Makanan ikan
Dalam sebuah wawancara pada Juni 2015, Duterte memaparkan rencananya untuk memerangi kejahatan dengan membunuh semua terduga kriminal
"Saya tidak ingin melakukan kejahatan, tapi jika suatu saat Tuhan menempatkan saya (menjadi presiden), harap hati-hati. Seribu orang (yang dituduhkan telah dibunuh Duterte) akan menjadi 100 ribu. Jasad itu akan menjadi makanan ikan di Teluk Manila. Saya akan buang semua jasad mereka di sana."
Baca: Capres Filipina Ancam Putus Hubungan dengan AS dan Australia
Obat kuat
Pada April, Duterte mempertahankan reputasinya sebagai penakluk wanita dalam sebuah pertemuan
"Saya sudah berpisah dengan istri saya. Saya tidak impoten. Saya harus berbuat apa? Membiarkan ini (alat kelamin) menggantung begitu saja? Jika saya minum Viagra, maka akan 'berdiri' lagi.
Rodrigo Duterte. Foto: AFP
Lupakan hak asasi manusia
Sabtu 7 Mei, Duterte menyampaikan ketidakpeduliannya terhadap hukum hak asasi manusia dalam kampanye terakhirnya
"Lupakah hukum HAM. Jika saya berhasil masuk ke istana kepresidenan, saya akan melakukan hal yang sudah pernah saya lakukan sewaktu menjadi wali kota. Kalian semua pengedar narkotika dan penjahat, kalian sebaiknya keluar, karena saya akan membunuh kalian."
Filipina menggelar pemilu berskala nasional hari ini, Senin 9 Mei. Jutaan warga Filipina akan memilih pemimpin baru, mulai dari presiden hingga anggota dewan penasihat kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
