Sejak hilang hingga saat ini, pencarian utama untuk menemukan pesawat terbilang tak berhasil. Bahkan, hingga awal tahun ini, tidak ada bukti konkret yang dikeluarkan dari sebuah operasi yang dilakukan perusahaan eksplorasi dasar laut Amerika Serikat (AS).
Perusahaan tersebut diberi mandat resmi untuk menemukan puing-puing pesawat yang hilang dan pencarian sudah dilakukan di area lebih dari 16 ribu kilometer persegi.
Menurut pilot uji coba Universitas Kuala Lumpur Prof Dr Mohd Harridon Mohamed Suffian, harapan tinggi saat ini ditempatkan pada pihak eksplorasi dasar laut.
"Namun, ada juga organisasi independen yang masih melakukan penelitian untuk mengetahui lebih akurat lokasi pesawat terbang. Meski tidak melibatkan pencarian fisik, mereka memberikan alternatif perspektif untuk usaha pencarian," terangnya.
"Yang menarik, pelaut di Samudera Hindia juga telah sepakat membagikan informasi secara informal tentang ditemukannya puing-puing pesawat. Ini memberikan harapan kepada keluarga korban yang terlibat," lanjut dia, dilansir dari laman Channel News Asia, Kamis 8 Maret 2018.
Pada 11 Januari lalu, Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai mengumumkan bahwa berdasarkan kesepakatan dengan perusahaan eksplorasi dasar laut yang berbasis di AS, Ocean Infinity Limited, operasi pencarian MH370 akan dimulai pada pertengahan Januari, mencakup wilayah seluas 25 ribu kilometer persegi dalam 90 hari.
Misi ini adalah menemukan puing atau kotak hitam perekam penerbang, perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan.
Sejauh ini, hanya tiga fragmen MH370 yang dikonfirmasi ditemukan di pantai Samudra Hindia bagian barat. Termasuk di antaranya, sayap dua meter flaperon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
