Lebih dari 90 persen dari total kematian akibat COVID-19 terjadi di Hubei, sebuah provinsi di Tiongkok. Virus itu pertama kali terdeteksi di Wuhan, ibu kota Hubei, pada akhir Desember 2019.
Selain di Tiongkok, kematian akibat COVID-19 juga terjadi di 10 negara lain. Di Iran, angka kematiannya mencapai lebih dari 50, dan di Italia melampaui 30 jiwa.
Secara global, total kasus infeksinya hampir mencapai 90 ribu. Sementara pasien yang telah dinyatakan sembuh dari virus tersebut menyentuh angka 45.064.
Saat angka kasus dan kematian terkait COVID-19 di Tiongkok memperlihatkan tren menurun, jumlahnya di negara-negara lain justru meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun meningkatkan status risiko korona ke level tertinggi pada akhir pekan kemarin.
Di benua Eropa, jumlah kasus COVID-19 menunjukkan tren yang cukup mengkhawatirkan. Jerman dan Italia melaporkan lonjakan jumlah kasus hingga hampir dua kali lipat dalam kurun waktu 48 jam.
Dari total 129 kasus di Jerman, 74 terkonfirmasi berada di Rhine-Westphalia Utara -- negara bagian terpadat di negara tersebut. Setelah Rhine-Westphalia Utara, Bavaria berada di urutan kedua dengan 23 kasus dan Baden-Wurttemberg di angka 15.
Lonjakan serupa juga terjadi di Italia. Kepala Badan Perlindungan Sipil Italia Angelo Borrelli mengatakan jumlah kasus korona di negaranya kini telah mencapai 1.694, setelah pada Jumat kemarin berada di angka 888.
Amerika Serikat juga tak luput dari penyebaran korona. Sabtu kemarin, AS melaporkan kematian pertama akibat virus korona di negara bagian Washington.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
