"Dalam semangat kemerdekaan, sekarang bukan waktunya bagi kita untuk mematahkan barisan. Tak ada yang bisa diberikan pemerintah kepada masyarakat selain kemerdekaan. Kami tidak memberikan janji-janji yang tidak dapat diwujudkan," katanya dalam pidato kenegaraan, seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Kamis, 31 Agustus 2017.
Pidato Najib dinilai sedikit menyisipkan kampanye untuk pemilu mendatang. Pasalnya, popularitasnya kini tengah menurun.
Sejak terkait skandal besar proyek dana negara 1 Malaysia Development Berhad (1MDB), popularitas Najib sebagai kepala negara mendapat pukulan keras. Tak hanya itu, masyarakat juga tidak puas dengan pemerintahannya di tengah meningkatnya biaya hidup dan kesulitan lainnya.
Di pemilu mendatang, Najib akan berhadapan dengan mantan mentor yang kini adalah musuh bebuyutannya, Mahathir Mohamad.
Najib menjadi perdana menteri sejak 2009. Jika tidak terpilih kembali, dia akan mengakhiri masa jabatannya pada 2018 mendatang.
Kepada pemerintah, dia menyampaikan pesan agar tetap mempertahankan ekonomi yang kuat dengan infrastruktur kelas dunia.
"Jelas bahwa laju perkembangan dan pertumbuhan negara kita meningkat secara signifikan, terutama sejak 2009," ucapnya.
Terkait kasus 1MDB, Najib selalu mengaku tidak bersalah. Dia juga menolak tuntutan mundur dari masyarakat dalam dua tahun terakhir, usai laporan bahwa lebih dari USD700 juta tersimpan di rekening pribadinya.
Dana tersebut diduga merupakan subyek investigasi pencucian uang di enam negara. Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) juga ikut menyelidiki kasusnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
