Nama Corby muncul di sejumlah media Australia saat dirinya ditangkap di bandara Bali pada 2004. Ketika itu, Corby yang berusia 27 tahun ditangkap karena membawa beberapa kilogram narkotika di perlengkapan selancar.
Corby divonis 20 tahun penjara. Namun hukumannya dikurangi lewat serangkaian remisi dan permohonan grasi kepada presiden Indonesia. Ia menjalani hukuman penjara selama sembilan tahun, dan dibebaskan pada 2014 namun masih harus tetap berada di Bali selama tiga tahun lewat pembebasan bersyarat.
Saat tiba di Brisbane pagi ini, Corby dan kakaknya, Mercedes, menjalankan rencana matang untuk menghindari sorot kamera media. Ia menggunakan sejumlah kendaraan untuk membuat para jurnalis kebingungan di kawasan bandara.
Seorang anggota tim keamanan Corby membacakan pernyataan keluarga di bandara, yang mengekspresikan "rasa syukur karena Schapelle Corby telah kembali ke Australia."
"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para pendukung Schapelle. Prioritas saat ini adalah fokus pada pemulihan dan melanjutkan kehidupan seperti biasa," ucapnya, seperti dilansir AFP.
Berusia 39 tahun saat ini, Corby masih bersikukuh dirinya tidak bersalah. Ia masih tetap pada pernyataan awal, yakni narkotika yang ada di perlengkapan selancarnya telah ditaruh seseorang.
Hari terakhir Corby di Bali diwarnai gelombang sorotan media. Ia keluar dari kediamannya di Bali dengan menutup wajah sembari dikejar sekelompok jurnalis, sebelum akhirnya naik ke pesawat.
Selain menggunakan taktik sejumlah kendaraan, Corby juga diduga terbang dengan pesawat berbeda dengan yang diperkirakan tiba di Brisbane.
Belum diketahui kemana Corby bertolak usai mendarat di Brisbane. Namun awak media telah menunggu di rumah ibunda Corby, Rosleigh Rose, di Loganlea, wilayah selatan Brisbane.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
