Investigasi melibatkan Polisi Federal Australia (AFP), Petugas Perbatasan Australia (ABF), Unit Penegakan Hukum Narkoba Siprus (DLEU), dan Badan Kejahatan Nasional Britania Raya (NCA).
Dua pria berusia 30 tahun dari Australia dan 33 tahun dari Kanada didakwa atas kejahatan tersebut.
Para perwira ABF menyita kiriman 200 aluminium pada awal tahun. Barang sitaan itu ditemukan mengandung 'substansi kristal coklat' yang terbukti sebagai MDMA.
Penyelidik mengganti narkoba tersebut dengan zat yang tidak berbahaya dan membiarkan pemanggang itu dikirim ke gudang di Sydney. Setelah tiga bulan, kedua pria asal Australia dan Kanada itu diduga berusaha mengambil narkobanya. Keduanya ditangkap usai percobaan tersebut.
Komandan Regional ABF, Daniella Yannopoulos, mengatakan bahwa penjahat di luar sana seharusnya memahami bahwa otoritas Australia memiliki teknologi canggih. Jika berusaha menyelundupkan narkoba, maka mereka akan ditnagkap.
"Kami telah banyak berinvestasi di bidang teknologi selama beberapa tahun terakhir, dan petugas kami tidak bisa dikelabui," kata dia, dilansir dari Bernama, Selasa 17 Desember 2019.
"Tahun ini, kami telah menemukan narkoba di bagian-bagian mobil, lemari es, furnitur, dan bahkan ekskavator," tambah dia.
Pria asal Australia didakwa dengan upaya percobaan memiliki obat terlarang yang diimpor secara tidak sah. Sementara pria Kanada menghadapi tuduhan bersekongkol dengan pelaku penyelundupan obat-obatan terlarang.
Jika terbukti bersalah, maka keduanya terancam dijatuhi vonis hukuman penjara seumur hidup di bawah hukum Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
