"Kami berdua menyambut tim ini dan menantikan untuk mendengarkan pengarahan mereka melalui Sekretaris Jenderal ASEAN," kata Retno dalam pernyataan bersama di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Rabu 13 Maret 2019.
Retno mengatakan hadirnya tim ini di Myanmar merupakan tindak lanjut dari pertemuan tingkat tinggi ASEAN di Singapura pada November 2018 lalu. Para menteri luar negeri ASEAN juga membahasnya dalam retreat di Chiang Mai, pada Januari 2019.
"Kami benar-benar berharap ada tindak lanjut dengan penempatan tim penilaian kebutuhan komprehensif ASEAN di sana," imbuhnya.
Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir sebelumnya mengatakan isu ASEAN akan menjadi isu utama pertemuan kedua menlu. "Utamanya, mereka akan membahas soal perkembangan Rakhine State, salah satunya upaya repatriasi," tutur Arrmanatha dalam jumpa pers kemarin.
Ketika ASEAN Ministerial Meeting di Chiang Mai, Thailand, Januari 2019, memang telah disepakati antar menlu 10 negara ASEAN untuk membantu Myanmar dalam repatriasi Rohingya ke Rakhine State. Menurut Arrmanatha, ASEAN Humanitarian Assistance Centre (AHA Centre) yang akan membantu proses repatriasi dari Bangladesh.
“Ada arahan ketika AMM itu bahwa para menlu akan menugaskan AHA Centre membantu repatriasi Rakhine State,” ujar Arrmanatha lagi.
Menurut dia, yang menjadi fokus ASEAN saat ini adalah menyediakan apa yang dibutuhkan dalam konteks membantu proses repatriasi, lewat AHA Centre.
Selain isu Rakhine State, isu Indo Pasifik juga akan menjadi perhatian Menlu Retno dan Don. Menlu Retno juga sempat mengajak Thailand untuk bersama-sama merayakan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Thailand yang jatuh pada 2020 mendatang.
Baca: 100 Ribu Rohingya Akan Direlokasi ke Pulau Terpencil
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
