Pemilihan presiden ini merupakan bagian dari proses transisi politik yang demokratis di Myanmar, yang telah berjalan sejak penyelenggaraan Pemilu Parlemen, 8 November 2015, sebagai perwujudan dari harapan dan aspirasi rakyat Myanmar.
Dalam rilis Kementerian Luar Negeri yang diterima Metrotvnews.com, Indonesia menekankan kembali komitmen untuk terus menjadi mitra terdepan dalam mendukung upaya dan langkah Myanmar dalam melakukan reformasi, demokratisasi dan rekonsiliasi yang berkesinambungan.
Indonesia juga bertekad terus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang yang selama ini terjalin erat dengan Myanmar, baik pada tingkat bilateral, ASEAN, maupun forum internasional. Kerja sama ini akan membawa kesejahteraan bagi rakyat kedua negara dan berkontribusi terhadap perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan maupun dunia.
Parlemen Myanmar telah memilih Htin Kyaw sebagai presiden baru, yang merupakan pemimpin pertama dari kalangan rakyat sipil sejak 50 tahun terakhir.
Htin Kyaw adalah orang kepercayaan Aung San Suu Kyi, tokoh dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). NLD memenangkan pemilihan umum legislatif Myanmar pada November.
Kemenangan Htin Kyaw sudah dapat dipastikan, karena NLD menguasai sebagian besar kursi di parlemen.
Suu Kyi terhambat menjadi presiden karena aturan konstitusi. Sebuah klausul dalam konstitusi Myanmar menyebut seseorang yang salah satu anaknya berkewarganegaraan lain tidak dapat menjadi presiden. Aturan ini dinilai banyak pihak sengaja dibuat junta militer untuk menjegal Suu Kyi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
