Helikopter tersebut sebelumnya hendak mengirimkan bantuan makanan kepada korban banjir di Tanah Merah, Kelantan. Namun helikopter itu justru mengalami gangguan dan jatuh pada Rabu 31 Desember 2014.
Saat ini, awak helikopter yang terluka dilarikan ke rumah sakit. Tetapi satu orang sudah diperbolehkan untuk pulang.
"Meskipun ada insiden, kami tetap melanjutkan menyalurkan bantuan melalui udara. Ini disebabkan beberapa jalan mengalami kerusakan dan sulit dilalui," ujar Kepala Polisi Kelantan Mazlan Lazim , seperti dikutip AFP, Kamis (1/1/2015).
Setidaknya 21 orang dilaporkan tewas dalam bencana banjir terburuk yang pernah dialami Malaysia. Lebih dari 167 ribu orang terpaksa meninggalkan rumahnya.
Banjir tampak mulai menyurut di beberapa wilayah, tetapi pihak berwenang setempat masih bersiap untuk menghadapi kemungkinan adanya wabah penyakit yang biasanya muncul usal banjir.
"Kami masih mengantisipasi bahwa korban banjir akan mencari bantuan kesehatan, sesaat banjir mereda," tutur pejabat kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah.
Sejak banjir melanda, Pemerintah Malaysia dikritik karena responsnya terlalu lamban. Banyak dari korban banjir tidak mendapat bantuan air bersih dan makanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
