Tewasnya Mansour menjadi pukulan telak bagi pergerakan Taliban yang selama ini berusaha menggulingkan pemerintahan Afghanistan.
"Mansour diawasi secara ketat selama ini. Dia menjadi target bersama militan lainnya dalam sebuah kendaraan," ujar Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan, seperti dikutip AFP, Minggu (22/5/2016).
Beberapa kali kabar kematian Mansour menyeruak, tapi belum ada yang terbukti benar. Kabar terakhir kematian Mansour muncul pada Desember lalu.
Petugas keamanan Pakistan menemukan dua jasad yang sudah tidak dapat dikenali lagi dari sebuah kendaraan di lokasi serangan udara. Salah satu penumpang, yang disebut-sebut sebagai Mansour, dilaporkan baru saja kembali dari Iran dengan menggunakan paspor palsu bernama Muhammad Wali.
Sopir kendaraan tersebut -- yang juga tewas dalam serangan AS -- adalah warga sipil yang bekerja untuk perusahaan penyewaan mobil.
Taliban masih belum mau mengonfirmasi kematian pemimpinnya, namun seorang anggota dewan kepemimpinan Quetta Shura, mengatakan kepada AFP bahwa Mansour sudah tidak dapat lagi dihubungi via telepon genggam sejak Sabtu malam.
"Kami tidak yakin apakah ada sesuatu yang terjadi atau dia sengaja mematikan teleponnya karena khawatir diserang," tutur dia.
Mansour ditunjuk menjadi pemimpin Taliban pada Juli tahun lalu, setelah pendiri grup Mullah Omar diketahui telah meninggal sejak dua tahun silam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
