Sektor minimarket di Jepang bernilai sangat tinggi, bahkan melebihi perekonomian beberapa negara. Apa rahasianya? Pembaruan produk secara konstan.
Sekitar 1,5 miliar warga Jepang melewati minimarket "konbini" -- singkatan Bahasa Jepang dari kata Bahasa Inggris "convenience store" atau minimarket -- dalam setiap bulannya. Sekitar 55 ribu konbini ada di seluruh Jepang, termasuk 7000 di antaranya di Tokyo.
Kompetisi konbini di Jepang sangat ketat. Dua pemain utama, Family Mart dan Uny Group, memutuskan menggabungkan usaha mereka untuk menghadapi pemimpin pasar minimarket di Negeri Sakura, 7-Eleven.
Menurut laporan di surat kabar Nikkei MJ, nilai sektor konbini ini mencapai 10 triliun Yen atau Rp1,1 kuadriliun. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari nilai perekonomian beberapa negara, termasuk Sri Lanka, Belarusia dan Azerbaijan.
"Dalam 40 tahun pengalaman berbisnis, kami memahami bahwa tujuan kami adalah menawarkan sesuatu yang baru setiap saat," ujar Minoru Matsumoto, juru bicara 7-Eleven, franchise terbesar di Jepang dengan lebih dari 18 ribu toko.
"Setia kami memperluas penawaran kami, kami menciptakan pelanggan baru daripada mengambil pelanggan dari tempat lain," sambung dia, seperti dikutip AFP.
Meski perputaran uangnya sangat besar, sektor konbini di Jepang belum mencapai puncaknya. Jumlah konbini meningkat lima persen tahun ini dibanding 2014.
Berdasarkan data Japan Franchise Association (JFA), rata-rata seorang warga Jepang mengunjungi konbini 11 kali dalam sebulan, dan satu toko rata-rata menerima sekitar 1000 tamu per hari.
Meski minimarket merupakan hal umum di negara Asia, sejumlah pakar menyebut kesuksesan di Jepang terletak pada manajemen pasokan barang, yang dapat memonitor setiap produk dengan sangat detail, dan terus menawarkan hal baru kepada para pelanggannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
