"Minyak kelapa sawit ini paling efisien untuk pertanian berkelanjutan, selain aset-aset pertanian Indonesia lainnya seperti cabai, karet, coklat, kopi, teh dan lainnya," kata CEO Sampoerna Agro Tbk, Marc Louette, dalam seminar bertajuk Sustainable Agriculture Towards A Bio based Economy di Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/3/2016).
Meski memiliki produk unggulan, Belgia menilai sektor pertanian Indonesia masih memiliki beberapa kekurangan, di antaranya dalam hal pemasaran dan masalah penyakit tanaman.
"Manajemen dan organisasi, juga perawatannya masih kurang. Begitu juga dengan penyuluhan dan latihan. Belgia sangat ingin bekerja sama dengan Indonesia di bidang pertanian ini," lanjutnya.
Marc sempat menyinggung masalah kebakaran hutan yang melanda Indonesia beberapa bulan lalu, di mana asapnya tertiup angin dan mengganggu negara tetangga. Pembakaran hutan ilegal ini dinilai bisa menghambat pertumbuhan industri kelapa sawit.
"Kelapa sawit dibutuhkan seluruh dunia dan kelapa sawit adalah aset penting bagi Indonesia," beber dia.
Acara seminar turut dihadiri oleh Putri Astrid dari Kerajaan Belgia dan Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman.
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Putri Astrid dan para delegasi mengunjungi tiga kota, Jakarta, Bogor dan Bandung. Sebelumnya, Putri Astrid telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
