"Kalau dibilang mepet dengan KTT OKI di Ankara bulan April nanti ya tidak, KTT OKI di Jakarta kan memang KTT luar biasa. Tidak mepet dengan KTT di Ankara," ungkap Wamen Fachir di Kementerian Luar Negeri RI, Jalan Pejambon, Jakarta, Selasa (23/2/2016).
Ia menambahkan KTT OKI ini sifatnya emergency atau darurat dan isu dari KTT OKI ini sendiri adalah membahas tentang Palestina dan Al Quds Al Sharif.
"KTT di Jakarta bulan depan itu sudah dibicarakan dan dipersiapkan dengan matang walaupun sifatnya emergency," lanjutnya.
Hingga saat ini, Wamen Fachir belum mengungkapkan negara mana saja yang sudah mengonfirmasi kedatangannya ke KTT OKI. Sementara itu, untuk negara Kuartet pun belum ada kepastian akan datang.
Ia menuturkan bahwa negara-negara yang diundang juga pasti memiliki agenda penting lainnya dan mungkin ada beberapa kepala negara yang tidak bisa menghadiri KTT OKI bulan depan di Jakarta.
Konferensi Luar Biasa mengenai Palestina ini bakal dihadiri oleh 57 perwakilan negara anggota OKI. Pada Maret 6 hingga 7 Maret nanti, konferensi akan diisi dengan pertemuan tingkat menteri sebelum akhirnya membahas hasil dokumen akhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
