Nama Malala menarik perhatian pada 2009 ketika dirinya menulai buku harian untuk BBC siaran Urdu. Saat itu, dirinya menceritakan kehidupan di bawah kekuasaan Taliban di barat laut Pakistan.
Tetapi dunia mulai mengenal Malala ketika dirinya ditembak oleh kelompok Taliban tepat di dalam bus sekolah di Swat Valley pada 2012 lalu. Kini Malala sembuh dari luka tembaknya dan tetap menjadi perhatian publik, dengan menulis buku dan berbicara di hadapan Sidang Majelis Umum PBB.
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif memberikan selamat atas prestasi Malala. Sharif turut menyebutnya sebagai kebanggaan dari Pakistan.
"Pencapaian tidak bisa disamai. Laki-laki dan perempuan di dunia seharusnya bisa mengambil contoh atas komitmen dan perjuangan Malala," ujar Sharif, seperti dikutip BBC, Jumat (10/10/2014).
Ini bukan pertama kalinya Malala mendapatkan penghargaan. Pada 2013 majalah Time menyebutnya sebagai sosok orang yang berpengaruh dan meraih penghargaan HAM ternama, Sakharov.
Meski saat ini dirinya sudah sembuh, Malala tidak dapat kembali ke Pakistan. Dirinya menetap di Inggris, dan mendirikan Malala Fund serta mendukung kelompok advokasi pendidikan yang fokusnya di Pakistan, Nigeria, Yordania, Suriah dan Kenya.
Malala tidak sendiri meraih penghargaan Nobel Perdamaian ini. Aktivis anak India Kailash Satyarthi, memenangkan penghargaan bersama Malala. Sama seperti Malala, Satyarthi dianggap berjasa dalam melawan kekerasan terhadap anak-anak dan kaum muda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
