Tentara Bangladesh mulai mendata pengungsi tahun lalu setelah arus masuk terakhir Rohingya dari Myanmar, di mana minoritas Muslim menghadapi penganiayaan selama puluhan tahun.
"Sejauh ini kami telah mendaftarkan 1.007.742 warga Rohingya, mereka diberi kartu registrasi biometrik," kata seorang brigadir jenderal Saidur Rahman dilansir dari AFP, Kamis 18 Januari 2018.
Bangladesh ingin segera mengirim mereka ke kampung halaman, pekan depan. Rencana pemulangan ini telah mencapai kesepakatan awal dengan Myanmar untuk menyelesaikan proses tersebut dalam waktu dua tahun.
Angka tersebut lebih tinggi dari yang diberikan oleh PBB, yang memperkirakan ada 962.000 jiwa warga Rohingya yang tinggal di tenggara Bangladesh, dekat perbatasan Myanmar.
Jumlah itu termasuk perkiraan PBB yang menyebut 655.000 orang telah memasuki negara Bangladesh sejak 25 Agustus 2017, ketika militer Myanmar melancarkan tindakan keras di negara bagian Rakhine menyusul serangan militan Rohingya.
Pengungsi di Bangladesh telah menuduh pemerkosaan massal dan pembakaran yang meluas di tangan tentara dan mayoritas umat Buddha di Rakhine.
Beberapa pengungsi telah tinggal di Bangladesh selama bertahun-tahun, namun perjanjian repatriasi hanya mencakup mereka yang telah tiba sejak Oktober 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
