Roundtable ini bertujuan untuk berbagi informasi mengenai peluang, hambatan, dan tindaklanjut kebijakan beserta pengalaman negara-negara ASEAN dalam pembangunan infrastruktur, khususnya energi dalam melakukan transformasi menuju perekonomian dengan karbon rendah.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Kamis 1 Maret 2018, Dubes Ngurah memaparkan proyek infrastruktur prioritas Indonesia serta mekanisme pendanaan yang juga mengadopsi berbagai skema inovatif, termasuk sekuritisasi asset dan pembangunan infrastruktur non anggaran.
“Perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia mengalami kemajuan dan sesuai dengan program prioritas yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo,” ungkap Dubes Ngurah.
Berbagai hambatan, lanjut dia, khususnya pembiayaan diatasi dengan berbagai skema inovatif, termasuk melalui kemitraan swasta san publik. Khusus pembangunan infrastruktur energi, Indonesia menerapkan kebijakan energy mix dengan terus memperbesar porsi energi terbarukan.
Energi terbarukan yang kini hanya merupakan 3.8 persen bauran energi Indonesia akan ditingkatkan menjadi 23 persen tahun 2025 dan menjadi 31 persen tahun 2050.
Konferensi ini merupakan pertama kalinya diselennggarakan di Singapura yang akan dilakukan setiap tahun di sembilan negara ASEAN lainnya.
Kegiatan ini juga bagian dari TXF Asean Project Finance 2018 yang diselenggarakan oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Fitch Ratings, Moody's, S&P Global, White & Case, dengan asosiasi International Enterprise Singapore.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
