medcom.id, Singapura: Hari kedua masa berkabung di Singapura, dipenuhi oleh warga yang berbondong-bondong memberikan penghormatan kepada Lee Kuan Yew. Mereka bahkan sudah muncul sejak subuh.
Beberapa lokasi dibangun di beberapa sudut kota Singapura agar warga bisa memberikan penghormatan kepada Lee yang wafat Senin (23/3/2015). Total, 18 lokasi sudah dibangun untuk memenuhi keinginan warga.
Seorang warga bernama Jenny Lin rela bangun pukul 4.00 pagi untuk pergi ke Istana Perdana Menteri dan memberikan penghormatan.
"Kami bangun pukul 4.00 pagi, untuk pergi ke sini (Istana) dan memberikan penghormatan. Tidak biasanya saya bangun pagi, tetapi hal itu tidak masalah. Saya harap bisa melanjutkan apa yang telah dibangunnya (Lee Kuan Yew). Saya rindu dia," ujar Lin, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa (24/3/2015).
Beda lagi dengan yang dikatakan oleh Chua Boon Liang. Dirinya tiba pada pukul 06.00 pagi di Istana.
"Menakjubkan bagaimana sebuah titik kecil merah (Singapura) bisa melahirkan seorang raksasa seperti Lee Kuan Yew. Tanpa pamrih dia berikan hidupnya untuk Singapura. Saya benar-benar bersyukur, dia sosok yang hebat," tuturnya.
"Bahkan saya punya teman di Kazakhstan, dia tahu tentang Lee dan apa yang dilakukannya. Benar-benar luar biasa," jelas Chua.
Lain lagi dengan Divvya Alagiayasulan, yang kehilangan ayahnya dua tahun lalu. Siswa berusia 16 tahun itu ingat perkataan penasihat di sekolahnya, setelah sang ayah meninggal.
"Saya melihat Lee Kuan Yew sebagai panutan. Ayah saya mengajarkan saya, jika ingin menjadi pemimpin, contohlah Lee. Rendah hati dan cinta rakyat," sebut Divvya.
Sementara Jonathan Lim mengatakan, Lee Kuan Yew telah memberikan rumah bagi keluargnya. Dia sangat berterima kasih kepada Lee.
Vivian Ng membawa putranya yang baru berusia dua tahun, ke Tanjong Pagar Community Club. Di tempat itu, perempuan berusia 31 tahun tersebut menceritakan kontribusi Lee kepada Singapura, sama seperti yang dilakukan ibunya kepada dirinya waktu kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
