Berbicara dalam forum yang diselenggarakan Kwanhun Club, dubes Goldberg mengatakan bahwa "setiap indikasi" saat ini menunjukkan bahwa Pyongyang sedang bergerak menuju uji coba nuklir, walau waktu pelaksanaannya belum diketahui.
"Saya harus mengatakan bahwa langkah seperti itu akan menjadi bukti lebih lanjut dari tindakan tidak bertanggung jawab yang hanya akan meningkatkan ketegangan di kawasan," katanya, dikutip dari laman koreajoongangdaily, Selasa.
Komentar Goldberg muncul saat Korea Utara meningkatkan ketegangan di semenanjung dengan rentetan peluncuran rudal provokatif dalam beberapa pekan terakhir, di tengah kekhawatiran yang berkembang bahwa negara itu akan segera melakukan uji coba nuklir.
Mengenai kontroversi seputar Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS (IRA), Goldberg mengatakan target utama IRA adalah menangani masalah "perubahan iklim dan rantai pasokan." Ia menambahkan, Washington akan berkomunikasi dengan Seoul untuk mengatasi kekhawatiran mereka atas pengecualian perusahaan Korea Selatan dari keringanan pajak.
Dubes Goldberg menekankan, hubungan bilateral antara Amerika Serikat dan Korea Selatan tidak dapat dicirikan sebagai "zero-sum game" karena kedua negara terus "bekerja sama untuk berkolaborasi di setiap sektor ekonomi."
Ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Agustus, IRA memberikan kredit pajak kepada pembeli kendaraan listrik (EV) yang dirakit hanya di Amerika Utara. Hal memicu kekhawatiran bahwa pembuat mobil di Korea Selatan akan kehilangan tempat di pasar AS karena mereka membuat EV di pabrik domestik untuk ekspor.
Philip Goldberg sebelumnya menjabat sebagai koordinator Washington untuk penerapan sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Pyongyang dari 2009-10.
Baca: Antisipasi Uji Coba Nuklir Korut, Kantor Presiden Korsel Siaga 24 Jam
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
