Biaya tindakan selama di rumah sakit menjadi tanggung jawabnya pribadi, karena pihak perusahaan belum mengurus asuransi bagi Intan.
“Sebagai langkah perlindungan awal, KBRI Tokyo telah mengirimkan bahan bantuan makanan dan berkoordinasi dengan simpul masyarakat WNI di Oita guna membantu Saudara Intan,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha dalam keterangan tertulis.
Judha menambahkan, KBRI akan berkomunikasi dengan pihak perusahaan (kumiai) dan pihak yang memberangkatkan Intan ke Jepang untuk mengurus pemenuhan hak-haknya sesuai ketentuan yang berlaku.
Dari informasi yang didapat, Intan sempat bekerja di Osaka pada 2023, sebelum kemudian pulang ke Indonesia. Kemudian pemagang asal Sukabumi, Jawa Barat itu kembali ke Jepang setelah dijanjikan pekerjaan baru di Oita pada Januari 2024.
Kasus Intan menjadi viral di media sosial usai diunggah di akun Instagram @japan_guide_indonesia, yang memberitakan penyakit yang dia derita.
Dalam video yang diunggah pada 8 April lalu, Intan tampak susah payah ketika berusaha untuk duduk dari posisi tidur. Raut mukanya terlihat menujukkan kesakitan.
Ia disebut menderita infeksi usus dan membutuhkan perawatan laparotomi yang biayanya mencapai 500 ribu yen (sekitar Rp52 juta).
Baca juga: Penembakan di Philadelphia Saat Idulfitri, Kemenlu: Tak Ada Korban WNI
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
