Pernyataan itu dilontarkan sebagai respons terhadap konsep kebijakan luar negeri Rusia yang menyatakan bahwa "memperkuat dan memperdalam hubungan dengan Tiongkok dan India merupaka prioritas diplomasi" bagi Moskow.
"Kami siap memperkuat komunikasi dengan komunitas internasional, termasuk Rusia dan India, serta mengirimkan sinyal positif kepada dunia tentang multilateralisme yang sejati dan bersama-sama menanggapi tantangan global," kata Mao, dikutip dari Asia Pacific News, Selasa, 4 April 2023.
Diketahui, Tiongkok dan India terlibat konflik perbatasan di wilayah Ladakh, Jammu dan Kashmir. Bentrokan antara kedua pasukan pada Juni 2020 mengakibatkan kematian setidaknya 20 prajurit India dan empat dari Tiongkok. Kedua pihak telah melakukan banyak upaya pembicaraan untuk mengakhiri konflik tersebut.
Baca juga: Tiongkok Akui 4 Prajuritnya Tewas dalam Perkelahian Tangan Kosong Lawan India
Sementara itu, Mao mengatakan bahwa Tiongkok dan Rusia "berdedikasi memperluas hubungan negara besar baru yang saling menghormati, damai dan memprioritaskan kerja sama saling menguntungkan."
Ia menyebut Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen secara terpisah akan mengunjungi Tiongkok antara tanggal 5-7 April.
Presiden Tiongkok Xi Jinping akan melakukan pembicaraan resmi dengan Macron bersama Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang dan Ketua Kongres Rakyat Nasional, Zhao Leji. Macron juga dijadwalkan mengunjungi kota Guangzhou di provinsi Guangdong.
"Kami siap bekerja dengan Prancis dan menggunakan kunjungan ini sebagai kesempatan mencapai hasil baru dalam kemitraan strategis komprehensif yang erat, memainkan peran positif dalam pertumbuhan sehat dari hubungan Tiongkok-UE, dan berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan perkembangan dunia," tutur Mao.
Ia mencatat bahwa tahun ini merupakan peringatan 20 tahun kemitraan strategis komprehensif Tiongkok-UE.
"Perkembangan hubungan Tiongkok-Uni Eropa yang sehat dan stabil, dalam kepentingan kedua belah pihak, bermanfaat untuk perdamaian dan stabilitas dunia.
Di hadapan situasi internasional yang volatil, tantangan keamanan global yang meningkat, dan pemulihan ekonomi yang lambat, penting bagi Tiongkok dan UE untuk mempertahankan semangat saling menghormati dan kerja sama saling menguntungkan, mengatasi gangguan dan kesulitan, dan berfokus pada konsensus dan kerja sama," tambah Mao. (Vania Augustine Dilia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
