Peluncuran dilakukan saat pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sedang mengunjungi Rusia untuk bertemu Presiden Vladimir Putin. Pertemuan keduanya dikhawatirkan sejumlah pihak, terutama Amerika Serikat (AS), dapat berujung pada kesepakatan senjata yang dapat membantu upaya perang Moskow di Ukraina.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan tidak segera mengatakan seberapa jauh rudal balistik Korea Utara itu terbang Raby ini.
Penjaga Pantai Jepang, mengutip keterangan Kementerian Pertahanan Tokyo, mengatakan bahwa rudal tersebut kemungkinan besar telah jatuh ke Laut. Kendati begitu, Jepang tetap mendesak kapal-kapal di sekitar pantai untuk mewaspadai potensi berjatuhannya objek tertentu.
Kim Jong-un telah memanfaatkan gangguan internasional yang disebabkan perang Rusia di Ukraina demi meningkatkan pengembangan senjata Korea Utara, sebuah proses yang mencakup lebih dari 100 peluncuran rudal sejak awal tahun 2022.
Menurut para pejabat AS, Putin dapat memanfaatkan pertemuannya dengan Kim untuk mengamankan lebih banyak pasokan artileri Korea Utara dan amunisi lainnya guna mengisi kembali cadangan yang menurun dan memperpanjang invasi ke Ukraina.
Para ahli mengatakan bahwa Kim, sebagai imbalannya, bisa meminta bantuan ekonomi yang sangat dibutuhkan dan teknologi senjata canggih untuk memajukan program senjata nuklir dan rudal Korea Utara.
Baca juga: Rusia Sebut Diskusi dengan Korea Utara 'Penting' di Tengah Perubahan Geopolitik
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
