Tokyo: Perusahaan farmasi Jepang, Kowa Co mengatakan, pada Senin 31 Januari 2022 obat anti-parasit Ivermectin menunjukkan ‘efek antivirus’ terhadap Omicron. Dalam penelitian non-klinis bersama ini, obat tersebut pun juga bisa mengatasi varian lain dari virus korona.
Perusahaan, yang telah bekerja dengan Universitas Kitasato Tokyo dalam menguji obat sebagai pengobatan potensial untuk covid-19, tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Uji klinis sedang berlangsung, tetapi promosi Ivermectin sebagai pengobatan covid-19 telah menimbulkan kontroversi.
Obat ini tidak disetujui untuk pengobatan covid-19 di Jepang, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), regulator obat Uni Eropa, dan Merck. Peringatan dari badan-badan tersebut membuat obat itu, telah memperingatkan penggunaannya karena kurangnya pengetahuan ilmiah. Ini bukti bahwa obat tersebut memiliki efek terapeutik.
Dalam panduan di situsnya tertanggal September 2021, FDA mencatat minat yang meningkat pada obat untuk mencegah atau mengobati covid-19 pada manusia.
“Kami telah menerima banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah mengobati sendiri dengan obat ini,” sebut pihak perusahaan, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa 1 Februari 2022.
Banyak pengobatan covid-19 potensial yang menjanjikan dalam tabung reaksi, termasuk hidroksiklorokuin antimalaria yang dipromosikan oleh mantan Presiden AS Donald Trump. Namun pada akhirnya gagal menunjukkan manfaat bagi pasien covid-19 setelah dipelajari dalam uji klinis.
Perusahaan, yang telah bekerja dengan Universitas Kitasato Tokyo dalam menguji obat sebagai pengobatan potensial untuk covid-19, tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Uji klinis sedang berlangsung, tetapi promosi Ivermectin sebagai pengobatan covid-19 telah menimbulkan kontroversi.
Obat ini tidak disetujui untuk pengobatan covid-19 di Jepang, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), regulator obat Uni Eropa, dan Merck. Peringatan dari badan-badan tersebut membuat obat itu, telah memperingatkan penggunaannya karena kurangnya pengetahuan ilmiah. Ini bukti bahwa obat tersebut memiliki efek terapeutik.
Dalam panduan di situsnya tertanggal September 2021, FDA mencatat minat yang meningkat pada obat untuk mencegah atau mengobati covid-19 pada manusia.
“Kami telah menerima banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah mengobati sendiri dengan obat ini,” sebut pihak perusahaan, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa 1 Februari 2022.
Banyak pengobatan covid-19 potensial yang menjanjikan dalam tabung reaksi, termasuk hidroksiklorokuin antimalaria yang dipromosikan oleh mantan Presiden AS Donald Trump. Namun pada akhirnya gagal menunjukkan manfaat bagi pasien covid-19 setelah dipelajari dalam uji klinis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
