Pernyataan tersebut disampaikan dalam mengecam keras latihan militer gabungan Amerika Serikat (AS) bersama Korea Selatan dan Jepang yang selesai dilakukan belum lama ini.
Kecaman juga dilayangkan di tengah meningkatnya hubungan Korea Utara-Rusia, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menandatangani perjanjian "kemitraan strategis komprehensif" yang menyerukan pemberian bantuan militer satu sama lain tanpa penundaan jika salah satu pihak diserang.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan bahwa pihaknya "tidak akan pernah mengabaikan tindakan AS dan para pengikutnya untuk memperkuat blok militer."
"Korea Utara dengan tegas membela kedaulatan, keamanan, dan kepentingan negara serta perdamaian di kawasan melalui tindakan balasan yang ofensif dan luar biasa," lanjutnya, seperti dilansir Korean Central News Agency (KCNA) dan dikutip Yonhap News Agency, Minggu, 30 Juni 2024.
Kemenlu Korut tidak menjelaskan lebih lanjut apa yang dimaksud dengan tindakan balasan.
Sabtu kemarin, Korea Selatan, AS, dan Jepang menyelesaikan latihan militer multidomain trilateral pertama mereka selama tiga hari, yang bertajuk "Freedom Edge," yang bertujuan untukmemperkuat pencegahan mereka terhadap ancaman Korea Utara.
Ketiga negara telah melakukan latihan gabungan maritim dan udara sebelumnya, tetapi Freedom Edge adalah latihan trilateral pertama yang diadakan di berbagai domain, termasuk udara, maritim, bawah air, dan dunia maya.
Baca juga: Korut Klaim Uji Coba Rudal Balistik Berhasil Dilakukan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
