Dalam ucapan selamatnya, Xi juga memuji sistem baru "pemilihan umum" di Hong Kong yang memastikan hanya kandidat dengan loyalitas tertinggi yang bisa menduduki jabatan pemimpin.
"Xi Jinping memuji Lee atas patriotisme, kecintaan kepada Hong Kong, dan keberaniannya untuk mengambil tanggung jawab," lapor artikel di surat kabar Global Times yang terafiliasi dengan CCP.
Dikutip dari Radio Free Asia, Selasa, 31 Mei 2022, Xi mengatakan sistem elektoral Hong Kong memainkan peran penting dalam memastikan hanya "para patriot" yang bisa memimpin Hong Kong.
Menurut pengamat politik Johnny Lau, retorika yang disampaikan selama kunjungan Lee ke Beijing mengindikasikan bahwa CCP di bawah Xi Jinping tidak berniat untuk melepaskan genggamannya terhadap Hong Kong.
"Tekanan terhadap Hong Kong telah memicu dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, pendapatan dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, kepercayaan komunitas global dan juga investasi asing," sambungnya.
Pengamat politik lainnya, Sang Pu, mengatakan bahwa perubahan terhadap aturan sistem elektoral Hong Kong merupakan ide Xi.
"Itu ada ide Xi Jinping, karena Xi Jinping adalah tokoh yang membuat keputusan final," ungkapnya.
"Tujuan dia adalah mengubah Hong Kong menjadi sebuah kota yang tidak dapat dibedakan dengan kota-kota lain di Tiongkok dengan cara menghancurkan karakteristik serta otonominya," pungkas Sang Pu.
Lee dijadwalkan mulai bekerja sebagai pemimpin Hong Kong pada 1 Juli mendatang, bertepatan dengan peringatan penyerahan kota tersebut dari Inggris kepada Tiongkok di tahun 1997. Terdapat spekulasi Xi Jinping akan berkunjung ke Hong Kong saat peringatan itu berlangsung.
Baca: John Lee Terpilih sebagai Kepala Eksekutif Hong Kong
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
