"Kita seharusnya tidak membiarkan masalah yang tidak bisa kita selesaikan bersama menghalangi yang kita bisa," katanya dalam pidato pembukaan pertemuan menlu G20, dilansir dari Deutsche Welle, Kamis, 2 Maret 2023.
Invasi Rusia ke Ukraina kemungkinan akan menjadi topik utama diskusi pada pertemuan 19 negara dan Uni Eropa ini. Ada kekhawatiran di antara delegasi Barat bahwa Tiongkok mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Moskow.
| Baca: Menlu Dorong G20 Jadi Katalis Bangkitkan Kolaborasi. |
Negara Barat diperkirakan bakal menggunakan forum ini untuk mencegah Beijing ikut campur dalam perang yang sudah berlangsung setahun ini.
India, sebagai tuan rumah, menolak ikut mengutuk invasi Rusia dan menyerukan dialog untuk mengurangi konflik. Hal ini menempatkan New Delhi di posisi 'canggung' dengan negara-negara Barat.
Namun, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan dia yakin India akan "membuat Rusia mengerti bahwa perang ini harus diakhiri."
"Keberhasilan pertemuan hari ini akan diukur sehubungan dengan apa yang dapat kami lakukan untuk itu," katanya. Borrell sendiri akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Qin Gang di sela pertemuan tersebut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, tidak memiliki rencana untuk bertemu secara pribadi dengan timpalannya dari Rusia, Sergey Lavrov. Terakhir kali keduanya bertemu pada pertemuan G20 di Bali, tapi Lavrov pergi begitu saja.
"Jika Rusia -,Presiden Putin,- benar-benar siap untuk terlibat dalam diplomasi penting yang diperlukan untuk mengakhiri agresi, tentu saja kami akan menjadi yang pertama bekerja untuk terlibat, tetapi tidak ada bukti tentang itu," kata Blinken.
Topik bahasan lain dalam pertemuan tersebut antara lain krisis iklim, serta ketahanan pangan, energi, dan pupuk.
India menginginkan kepresidenan G20 tahun ini untuk fokus pada isu-isu seperti pengentasan kemiskinan dan pembiayaan iklim. Tapi perang Ukraina sejauh ini telah mengesampingkan agenda lainnya.
Menteri keuangan G20 bertemu di Bengaluru minggu lalu, tetapi gagal menyepakati pernyataan bersama karena kurangnya konsensus tentang Rusia. Sebuah "ringkasan dan dokumen hasil" dikeluarkan sebagai gantinya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
