Asisten Menteri Luar Negeri untuk Asia Timur, Daniel Kritenbrink, yang juga diretas awal bulan ini dilaporkan mengetahui masalah ini.
Ditanya tentang pembobolan akun dua diplomat yang dilaporkan, Kementerian Luar Negeri AS menolak untuk memberikan perincian . Mereka mengatakan, penyelidikan atas operasi mata-mata sedang berlangsung.
Burns dan Kritenbrink bergabung dengan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo sebagai satu-satunya korban kampanye spionase yang disebutkan secara terbuka, yang memicu peringatan dari diplomat tinggi Washington kepada rekannya dari Tiongkok.
Kedutaan Besar Tiongkok di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan tersebut. Namun, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebut tuduhan seperti itu sebagai 'disinformasi'.
Pekan lalu, Microsoft mengatakan, peretas Tiongkok menyalahgunakan salah satu kunci digitalnya dan menggunakan cacat dalam kodenya untuk mencuri email dari lembaga pemerintah AS dan klien lainnya.
Perusahaan tidak segera membalas pesan yang meminta komentar atas laporan WSJ.
Pekan lalu juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adam Hodge mengatakan gangguan dalam keamanan cloud Microsoft "mempengaruhi sistem yang tidak terklasifikasi," tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Para pejabat segera menghubungi Microsoft untuk menemukan sumber dan kerentanan di layanan cloud mereka," tambah Hodge, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 21 Juli 2023.
"Kementerian Luar Negeri mendeteksi aktivitas anomali dan mengambil langkah segera untuk mengamankan sistem kami," pungkas seorang juru bicara departemen dalam sebuah pernyataan pada saat itu.
Baca juga: Xi Jinping Jamu Eks-Menlu AS, Sebut Sebagai Teman Lama
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
