Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. Foto: AFP
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. Foto: AFP

PBB-Tiongkok Jajaki Kunjungan Tanpa Pengawasan ke Xinjiang

Fajar Nugraha • 29 Maret 2021 19:05
Montreal: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang bernegosiasi dengan Tiongkok untuk melakukan kunjungan 'tanpa batasan' ke Xinjiang. Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Minggu 28 Maret.
 
Kunjungan tim PBB itu ditujukkan untuk melihat bagaimana minoritas Uighur diperlakukan. Selama ini ada laporan bahwa etnis Uighur dan kelompok minoritas Muslim lainnya dijebloskan dalam tempat penampungan.
 
Tidak hanya itu kelompok hak asasi manusia AS dan Australia menuduh pihak berwenang Negeri Tirai Bambu melakukan sterilisasi paksa terhadap perempuan dan melakukan kerja paksa. Tiongkok telah berulang kali menahan kritik atas perlakuannya terhadap kelompok tersebut.

"Negosiasi serius saat ini sedang berlangsung antara Kantor Komisaris (Hak Asasi Manusia PBB) dan pemerintah Tiongkok,” kata Guterres kepada jaringan televisi Kanada, CBC, dilansir oleh AFP, Senin 29 Maret 2021.
 
"Saya berharap mereka segera mencapai kesepakatan untuk mengizinkan kunjungan "tanpa batasan atau batasan," tambahnya.
 
Guterres mengatakan, Tiongkok telah berulang kali menegaskan kepadanya "bahwa mereka ingin misi itu berlangsung."
 
Pada Sabtu, Beijing mengumumkan sanksi terhadap dua orang Amerika, seorang Kanada dan badan advokasi hak yang mengkritik perlakuannya terhadap Uighur. Pejabat AS menegaskan perlakukan Uighur oleh Tiongkok merupakan genosida.
 
Guterres mengatakan dia juga mengikuti "dengan keprihatinan" nasib dua warga Kanada, Michael Kovrig dan Michael Spavor, yang ditahan di Tiongkok atas tuduhan spionase.
 
Penahanan mereka, yang dikecam Ottawa sebagai "sewenang-wenang," secara luas dipandang di Barat sebagai pembalasan atas penangkapan dan penahanan lanjutan Meng Wanzhou di Kanada, seorang eksekutif raksasa telekomunikasi Huawei.
 
"Posisi kami sangat jelas," kata Guterres kepada CBC.
 
"Bahwa dalam semua situasi seperti ini, harus ada proses dan penghormatan penuh terhadap hak asasi manusia dari orang-orang yang terlibat,” pungkas Guterres.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan