Gaemi juga menyebabkan banjir bandang di wilayah timur laut, serta mengakibatkan gangguan jalur kereta api di beberapa lokasi lain, lapor kantor berita CCTV pada Minggu, 28 Juli 2024.
Angin siklon dari Gaemi, yang diturunkan dari level topan, sebagian besar telah menghilang pada hari ini. Tetapi masih banyak wilayah di Tiongkok mewaspadai risiko banjir yang disebabkan hujan sebelumnya. Sisa-sisa kumpulan awan besar Gaemi masih dapat menumpahkan hujan di kota-kota yang telah tergenang banjir di Tiongkok, lapor beberapa badan prakiraan cuaca.
Sebanyak 12 orang tewas dalam tanah longsor di dekat kota Hengyang di provinsi Hunan pada Minggu pagi yang menjebak 18 orang, lapor CCTV. Enam korban luka di lokasi kejadian berhasil diselamatkan.
Dua pejabat, termasuk wakil wali kota kota Linjiang di provinsi Jilin, hilang selama upaya penyelamatan banjir, kata CCTV, mengutip pemerintah kota. Lebih dari 27.000 orang di timur laut Tiongkok telah dievakuasi dan ratusan pabrik menghentikan operasi.
Penutupan Sekolah dan Bisnis
Badai terkuat yang melanda Tiongkok pada 2024 telah menghantam kota-kota di provinsi pesisir Fujian pada 26 Juli dengan membawa hujan deras dan angin kencang, di saat badai itu mulai bergerak dari pantai tenggara ke pedalaman yang padat penduduk.Provinsi Jilin, yang berbatasan dengan Korea Utara, meningkatkan peringatan untuk hujan deras dan banjir bandang pada pagi ini. Pemerintah Linjiang menutup telah sejumlah sekolah, pabrik, dan bisnis pada tanggal 28 Juli, dengan peringatan bahwa "bencana banjir besar mungkin terjadi".
Layanan kereta api dihentikan di provinsi Guangdong di Tiongkok selatan dan pulau Hainan. Sementara beberapa jalur kereta penumpang kembali beroperasi di provinsi selatan Fujian dan Jiangxi saat badai bergerak ke utara.
Gaemi, yang menewaskan puluhan orang saat melanda Taiwan dan memperburuk hujan musiman di Filipina, telah berdampak kepada hampir 630.000 orang di Fujian, dengan hampir setengah dari mereka direlokasi, lapor kantor berita Xinhua.
Baca juga: Tiongkok Dihantam Topan Gaemi, 300 Ribu Warga Terpaksa Dievakuasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News