Wabah, yang pertama kali muncul di Wuhan pada akhir 2019, mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan penghentian atau lockdown total antara akhir Januari dan awal April tahun lalu, karena rumah sakit dibanjiri oleh warga sakit dan sekarat.
Menjelang Tahun Baru Imlek, segalanya hampir kembali normal di Wuhan, yang sebagian besar telah bebas virus selama berbulan-bulan. Tampak warga berebut untuk membeli makanan dan dekorasi di menit-menit terakhir untuk perayaan keluarga menjelang Tahun Kerbau, yang dimulai pada Jumat 12 Februari.
"Saya merasa senang," kata Song Bo, 33, yang bekerja di industri otomotif.
"Tahun lalu, kami hanya tinggal di rumah tanpa melakukan apa-apa atau tidur di rumah setiap hari. Tahun ini, meski kami masih harus memakai masker, jauh lebih baik,” jelas Song, seperti dikutip CGTN, Kamis 11 Februari 2021.
Beberapa pemilik toko juga optimis. "Ketika kota ditutup, tidak ada seorang pun di jalan. Sekarang, bisnis pulih dan saya puas dengan penjualan saya,” ucap Li Hong Gang, seorang penjual lentera.
Pemulihan kota telah menarik perhatian ketat, dengan gambar video musik yang ramai di kolam renang menjadi berita utama global pada bulan Agustus.
Namun bagi pedagang di pasar basah, seperti Wu Xiuhong, efek lockdown masih tetap ada. Penjualan harian di toko Wu, yang menjual kacang, telah turun setengah tahun ini dari angka biasanya 40.000 yuan atau sekitar Rp86,5 juta menjelang liburan Tahun Baru Imlek.
"Ini menyedihkan. Tahun ini terlalu buruk. Kami biasanya memiliki 10 staf, tetapi tahun ini kami dapat menangani toko hanya dengan empat orang,” sebutnya.
Wuhan menjadi episentrum wabah covid-19 yang dideteksi pada akhir 2019. Kini mereka menikmati kehidupan normal setelah berjuang dengan ketat menghadapi covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
