Kekhawatiran didasarkan pada Biden yang dinilai sejumlah pihak akan bersikap lebih lunak terhadap Tiongkok dibandingkan sikap petahana Donald Trump terhadap Beijing selama ini.
Di tengah keresahan masyarakat Taiwan, Presiden Tsai Ing-wen mengatakan mereka tetap akan memperdalam hubungan dengan Washington, terlepas dari siapa pemimpinnya.
"Kerja sama ini tidak akan berubah, dan kami akan terus memperdalam hubungan Taiwan-AS atas dasar tersebut," kata Tsai Ing-wen di akun Facebook-nya, dilansir dari Al Jazeera, Senin, 9 November 2020.
Sosok Trump sangat populer di kalangan masyarakat Taiwan. Ini disebabkan kesediaannya mendukung wilayah itu dalam menghadapi Tiongkok yang semakin tegas, yang mengklaim Taiwan milik mereka.
Nada hubungan AS-Taiwan berubah hampir sejak Trump menerima panggilan telepon ucapan selamat dari Tsai saat ia terpilih 2016 lalu. Aksi Trump memicu amarah Tiongkok.
Sejak panggilan telepon 2016, hubungan AS-Taiwan berkembang. Kongres AS pada 2017 mengesahkan Undang-Undang Perjalanan Taiwan yang mendorong hubungan lebih dekat antara pejabat keduanya.
Awal tahun ini, Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar datang ke Taiwan. Ia menjadi pejabat tingkat tinggi AS yang mengunjungi pulau itu dalam 40 tahun.
Selama empat tahun Trump menjabat, Washington telah menjual senjata senilai USD15 miliar ke Taiwan. September lalu, drone, jet tempur, dan rudal jelajah sudah disetujui pembeliannya.
Dukungan AS yang terus tumbuh untuk Taiwan membuat hubungan mereka jatuh ke titik terburuk dengan Tiongkok. Dua kekuatan besar itu kemudian berselisih atas berbagai masalah, termasuk perdagangan, pandemi virus korona, dan tindakan keras Beijing terhadap Hong Kong serta Xinjiang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
