Kepindahan warga Hong Kong diakibatkan pemberlakukan Undang-Undang Keamanan menyeluruh oleh Beijing di pusat keuangan dunia tersebut.
Taiwan telah lama menarik orang-orang Hong Kong untuk mencari alternatif dari hiruk pikuk kota dan harga sewa yang tinggi.
Namun, undang-undang keamanan baru telah mempercepat eksodus. Jumlah warga Hong Kong yang diberikan tempat tinggal jangka pendek melonjak dari 5.858 pada 2019, menjadi 10.813 pada 2020, seperti disampaikan Badan Imigrasi Nasional Taiwan.
Rekor sebelumnya adalah 7.506 kasus pada 2014, yakni selama 'Umbrella Movement' di pusat keuangan tersebut.
Baca juga: Warga Hong Kong Bisa Jadi WN Inggris Lewat Skema Visa Baru
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 3 Februari 2021, surat kanar Taiwan Liberty Times mengatakan jumlah kedatangan akan lebih tinggi jika bukan karena pembatasan akibat virus korona (covid-19).
Taiwan tidak memiliki undang-undang suaka atau pengungsi. Mereka juga tidak menerima pengungsi karena takut akan kemungkinan masuknya orang dari daratan Tiongkok.
Namun, warga Hong Kong dapat mengajukan permohonan untuk tinggal di sana melalui saluran lain, termasuk visa investasi. Pemerintah Taiwan yang dipimpin Presiden Tsai Ing-wen berjanji akan mendukung gerakan demokrasi Hong Kong.
Bahkan, mereka meresmikan kantor baru tahun lalu untuk menangani warga Hong Kong yang ingin tinggal di pulau itu. Kini, semakin banyak warga Hong Kong, termasuk beberapa aktivis terkemuka, yang pindah ke Taiwan karena UU Keamanan Nasional tersebut.
Sejumlah aktivis ditangkap oleh penjaga pantai Tiongkok pada akhir Agustus lalu. Kala itu mereka mencoba melarikan diri dari Hong Kong ke Taiwan dengan perahu.
Sebagian besar dari mereka yang berada di kapal itu didakwa di Hong Kong atas tuduhan pelanggaran terkait dengan protes besar dan sering kali disertai kekerasan tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
