Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan, lebih dari 2.000 tempat penampungan dan lebih dari 90 fasilitas termasuk rumah sakit dan pusat belajar hancur dalam kobaran api pada Minggu kemarin.
Lebih dari satu juta pengungsi Rohingya tinggal di kamp-kamp di Cox's Bazaar. Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari penumpasan yang dipimpin militer di Myanmar pada 2017.
"Bangladesh sedang menyelidiki penyebab kebakaran itu," kata Komisaris Bantuan dan Repatriasi Pengungsi Mohammad Mizanur Rahman, dilansir dari Malay Mail, Selasa, 7 Maret 2023.
"Begitu kami mendapat laporan, akan jelas apakah itu tindakan sabotase atau tidak," imbuhnya.
Kebakaran sering terjadi di kamp yang penuh sesak dengan struktur daruratnya. Kebakaran besar pada Maret 2021 menewaskan sedikitnya 15 pengungsi dan menghancurkan lebih dari 10.000 rumah.
Residen Shafiur Rahman (24) mendesak pihak berwenang untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik. "Rumah kami dibakar di Myanmar. Sekarang kita mengalami hal yang sama di sini," katanya.
Amnesty International juga meminta pemerintah Bangladesh untuk menyediakan akomodasi yang lebih aman bagi para pengungsi.
"Pemerintah harus menyadari bahaya menjaga komunitas besar dalam kondisi tidak aman, terlalu padat dan mengambil langkah-langkah untuk menyediakan perumahan yang layak dan aman bagi komunitas Rohingya," kata Yasasmin Kaviratne, juru kampanye regional organisasi Asia Selatan.
Meningkatnya kejahatan, kondisi hidup yang sulit dan prospek yang suram untuk kembali ke Myanmar, mendorong lebih banyak pengungsi Rohingya meninggalkan Bangladesh ke negara-negara seperti Malaysia dan Indonesia dengan perahu. Mereka mempertaruhkan nyawa mereka.
Data PBB menunjukkan, 348 Rohingya diperkirakan telah meninggal di laut tahun lalu. Saat ini, terdapat ratusan pengungsi Myanmar di Aceh, Indonesia.
Pemerintah Indonesia, bekerja sama dengan UNHCR dan Organisasi Migran Internasional (IOM) untuk membantu para pengungsi ini.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
