Keterlambatan Jepang dalam vaksinasi untuk lansia dikarenakan Pfizer, satu-satunya vaksin yang telah mendapat izin penggunaan di Negeri Sakura, meningkatkan produksinya di Eropa. Kemungkinan vaksin Pfizer untuk lansia belum akan mencapai Jepang hingga Mei mendatang.
"Kami ingin memulai vaksinasi untuk lansia pada April, tapi sayangnya jumlah dosis yang dialokasikan untuk mereka pada awalnya akan sangat terbatas, jadi kami ingin memulainya secara perlahan," kata Menteri Administrasi Reformasi, Taro Kono, dilansir dari NHK, Senin, 22 Februari 2021.
Jepang bernegosiasi untuk menerima lebih dari 500 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan produsen Barat. Tapi regulator dalam negeri sejauh ini hanya menyetujui vaksin Pfizer.
Ketika Jepang dan negara-negara lain mempertimbangkan bagaimana memperluas pasokan vaksin, sebuah penelitian Israel baru-baru ini menunjukkan satu suntikan formula Pfizer efektif melindungi seseorang dari virus.
Namun juru bicara kepala pemerintah Jepang mengatakan, persetujuan izin penggunaan vaksin Pfizer didasarkan pada dua dosis.
"Saya pikir kita perlu mempertimbangkan dengan hati-hati apakah kita dapat segera menyimpulkan hasil penelitian ini, bahwa satu dosis itu sudah cukup atau tidak," kata Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato.
Baca: Korea Selatan akan Gunakan Vaksin Pfizer di Akhir Februari
Sejak Kono dipilih bulan lalu untuk memimpin vaksinasi Jepang, dia menolak memberikan batas waktu yang pasti kapan dosis akan tiba dan didistribusikan. Meski begitu, pemerintah tetap berpegang pada janji untuk mengamankan dosis yang cukup bagi 126 juta penduduk pada Juni mendatang.
Jepang telah bernegosiasi untuk menerima 144 juta dosis vaksin Pfizer tahun ini. Pemerintah Negeri Sakura mengutamakan vaksinasi pertama untuk sekitar 4,7 juta pekerja medis, yang telah dilakukan pekan kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News