Jumat kemarin, Thailand menjadi negara pertama di luar Eropa yang menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Beberapa negara Eropa seperti Irlandia, Denmark, Norwegia, dan Belanda telah menangguhkan penggunaannya atas kekhawatiran efek samping pembekuan darah.
Dilansir dari laman SCMP pada Senin, 15 Maret 2021, juru bicara kantor pemerintahan Thailand Natreeya Thaweewong mengatakan kepada awak media melalui pesan singkat bahwa vaksinasi PM Prayuth dan jajaran menterinya akan dilakukan pada Selasa pagi.
Hari Minggu kemarin, AstraZeneca mengaku telah "mengkaji data" secara seksama dari 17 juta lebih individu yang divaksinasi di Inggris dan Uni Eropa. Dari kajian tersebut, AstraZeneca menegaskan "tidak adanya bukti peningkatan risiko emboli paru atau penurunan jumlah trombosit."
Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul pada Senin kemarin mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca akan diberikan kepada jajaran kabinet setelah mendapat izin penggunaan dari sekelompok pakar kesehatan.
Anutin mengatakan sudah banyak negara yang mengonfirmasi bahwa tidak ada masalah pembekuan darah sebagai efek samping dari vaksin AstraZeneca. Organisasi Kesehatan Dunia juga telah mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada bukti kuat yang mengaitkan pembekuan darah dengan vaksin AstraZeneca.
"Komite akademisi kami menyarankan agar (vaksin AstraZeneca) tetap diberikan," ungkapnya.
Sementara itu di Tanah Air, pemerintah memutuskan menunda penggunaan vaksin AstraZeneca. Penundaan dilakukan karena belum adanya keputusan resmi dari WHO tentang vaksin AstraZeneca.
"Sampai sekarang berita yang kami terima dari WHO mereka masih meneliti," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Baca: Pemerintah Tunda Penggunaan Vaksin AstraZeneca
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
