Covid-19 pertama kali muncul di Tiongkok pada akhir 2019, kemudian menyebar ke seluruh dunia dan saat ini angka kasusnya sudah melampaui 20 juta.
"Saya mengucapkan selamat kepada Taiwan yang dapat menjadi model dalam hal layanan kesehatan dan keterbukaan. Tiongkok seharusnya bisa lebih transparan dan kooperatir. Seharusnya mereka merilis informasi penyebaran (covid-1) antar manusia sejak awal," ujar Azar dalam telekonferensi yang diikuti Medcom.id, Rabu 12 Agustus 2020.
"Selama 1,5 bulan, Tiongkok menunda penerimaan pakar-pakar yang ingin datang untuk mempelajari lebih jauh soal covid-19," sambungnya.
Azar mengatakan jika seandainya covid-19 pertama kali muncul di AS atau Taiwan, skenarionya pasti jauh berbeda dari saat ini. Ia menegaskan Pemerintah AS atau Taiwan pasti akan langsung melaporkan kemunculan perdana covid-19 otoritas terkait.
"Kami juga pasti akan langsung mengumumkannya ke publik secara transparan," tegas Azar.
Washington berulang kali menyebut sikap Tiongkok yang meredam informasi covid-19 di fase-fase awal sebagai penyebab meluasnya virus tersebut ke seluruh dunia, termasuk AS.
Sementara Taiwan dinilai AS sebagai salah satu negara yang berhasil meredam covid-19. Berdasarkan data di situs pemantau Worldometers pada Rabu ini, total kasus covid-19 di Taiwan berada di angka 480 dengan 7 kematian dan 443 pasien sembuh. Kasus aktif covid-19 yang tersisa saat ini di Taiwan berjumlah 30.
Di level global, AS masih menjadi negara dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi akibat covid-19. Berdasarkan data di Johns Hopkins University, total kasus covid-19 di AS telah melampaui 5,1 juta dengan 164 ribu lebih kematian dan 1.714.960 pasien sembuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
