Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan melakukan perjalanan ke Phnom Penh Kamboja pada 16-17 Februari mendatang untuk pertemuan ASEAN. Indonesia membawa dua agenda prioritas dalam pertemuan tersebut.
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Arto Suryodipuro mengatakan, yang pertama mengenai tindak lanjut ASEAN Youth Program (AYP).
"Serta, kita menghendaki bahwa ada high level task force yang dibentuk untuk membahas visi ASEAN pasca 2025," kata Arto, Kamis, 10 Februari 2022.
Arto menjelaskan, Indonesia menginginkan agar high level task force ini dapat memberikan pandangannya, apakah ASEAN secara kelembagaan sudah cukup efektif atau tidak.
"Atau diperkuat untuk menghadapi berbagai tantangan dewasa ini yang bergulir sangat cepat," terangnya.
Ia berharap dalam pertemuan ini, kedua agenda Indonesia tersebut dapat disahkan. Selain itu, situasi Myanmar juga akan dibahas dalam pertemuan ini.
ASEAN, kata Arto, akan membahas bagaimana menyikapi situasi di Myanmar dan langkah ke depannya.
ASEAN sudah menegaskan bahwa Myanmar hanya boleh diwakilkan oleh perwakilan non-politik. Karenanya, di tingkat pejabat tinggi (SOM), Myanmar akan diwakili oleh Permanent Security dari Kementerian Luar Negeri mereka.
"Posisi kita adalah, untuk pertemuan tingkat menteri seyogyanya dia juga yang hadir karena dia adalah non-political representative," pungkas Arto.
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Arto Suryodipuro mengatakan, yang pertama mengenai tindak lanjut ASEAN Youth Program (AYP).
"Serta, kita menghendaki bahwa ada high level task force yang dibentuk untuk membahas visi ASEAN pasca 2025," kata Arto, Kamis, 10 Februari 2022.
Arto menjelaskan, Indonesia menginginkan agar high level task force ini dapat memberikan pandangannya, apakah ASEAN secara kelembagaan sudah cukup efektif atau tidak.
"Atau diperkuat untuk menghadapi berbagai tantangan dewasa ini yang bergulir sangat cepat," terangnya.
Ia berharap dalam pertemuan ini, kedua agenda Indonesia tersebut dapat disahkan. Selain itu, situasi Myanmar juga akan dibahas dalam pertemuan ini.
ASEAN, kata Arto, akan membahas bagaimana menyikapi situasi di Myanmar dan langkah ke depannya.
ASEAN sudah menegaskan bahwa Myanmar hanya boleh diwakilkan oleh perwakilan non-politik. Karenanya, di tingkat pejabat tinggi (SOM), Myanmar akan diwakili oleh Permanent Security dari Kementerian Luar Negeri mereka.
"Posisi kita adalah, untuk pertemuan tingkat menteri seyogyanya dia juga yang hadir karena dia adalah non-political representative," pungkas Arto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
