"Indonesia berhasil mengamankan suplai vaksin, yaitu dari AstraZeneca dan Novavax, masing-masing sebesar 50 juta dosis," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam jumpa pers virtual bersama BioFarma.
Menurutnya, Indonesia termasuk satu dari sedikit negara yang telah mengamankan vaksin untuk keperluan dalam negeri. Menlu Retno menuturkan, dari track multilateral, diplomasi vaksin Indonesia terus berjalan.
Diplomasi vaksin Indonesia masih terus berlangsung hingga saat ini. Retno mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan GAVI.
Langkah ini dilakukan dalam rangka mengamankan akses vaksin melalui mekanisme COVAX-AMC (Advance Market Commitment). Dari komitmen tersebut, Indonesia bisa mengamankan vaksin untuk 3-20 persen jumlah penduduk.
Retno menambahkan, semua diplomasi yang dilakukan sejalan dengan prinsip kesetaraan akses vaksin bagi semua negara dan sebagai wujud tanggung jawab Indonesia kepada dunia.
"Semua ini menunjukkan Indonesia tidak hanya memikirkan kebutuhan sendiri, namun juga berkontribusi agar negara lain dapat memperoleh akses vaksin setara," serunya.
Selain itu, Retno juga menyampaikan sangat senang dengan disetujuinya penggunaan darurat vaksin covid-19 milik AstraZeneca oleh regulator obat Inggris.
.jpeg)
"Tentunya ini merupakan kabar baik bagi kita semua, karena karena MHRA merupakan salah satu dari enam Stringent Regulatory Authorities yang memiliki mekanisme reliance dengan BPOM," serunya.
Retno mengatakan, melalui mekanisme reliance ini, proses penerbitan otorisasi penggunaan darurat (EUA) atas vaksin AstraZeneca di Indonesia akan lebih mudah.
"Hasil EUA di Inggris ini dapat dijadikan basis dan review dikeluarkannya EUA di Indonesia," imbuh dia.
3 Juta Vaksin Sinovac
Pada hari ini, Kamis, 31 Desember 2020, RI kedatangan 1,8 juta dosis vaksin jadi dari Sinovac. Vaksin ini adalah pengiriman tahap kedua untuk vaksin yang sama.
Sebelumnya, 1,2 juta dosis vaksin dari Sinovac Biotech Ltd tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pada awal Desember lalu. Dengan demikian, sudah ada 3 juta dosis vaksin covid-19 yang dikembangkan Sinovac yang sudah ada di Indonesia.
Pembelian vaksin yang dikembangkan Tiongkok ini membuat pro dan kontra di masyarakat. Pasalnya, vaksin Sinovac belum mendapat persetujuan dari badan regulator obat negara manapun. Selain itu, vaksin ini juga masih belum diketahui tingkat kemanjurannya.
Seorang dokter di RS Kariadi Semarang, Otniel Budi Krisetya mengatakan vaksin bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dan bukan menumpas. Dengan adanya vaksin, diharapkan virus tak lagi menyebar.
Selain itu, ia menuturkan jika setiap vaksin memiliki efektivitas yang berbeda-beda.
"Jadi, pasti tidak 100 persen bekerja, tapi paling tidak ada proteksi yang kita terima," terangnya.
Ia mengimbau agar masyarakat jangan hanya bergantung pada vaksin, tapi juga pola hidup sehat.
"Memakai masker, mencuci tangan, dan tidak berkerumun. Itu cara paling efektif sebenarnya untuk melawan virus ini," tegas Otniel.
Meski demikian, ia menyampaikan optimismenya mengenai vaksin. "Kalau ada vaksin, paling tidak kita punya imunitas untuk melawan virus ini," pungkasnya.
.jpeg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
